Saturday, March 3, 2012

Supaya Tidak Membeku Dalam Keraguan Part 2

Postingan ini meruupakan lanjutan dari postingan sebelumnya yakni Supaya Tidak Membeku dalam Keraguan part 1

Supaya Tidak Membeku Dalam Keraguan PART TWO
Om Mario, tapi aku ini takut mati. Aku kadang-kadang bangun malam, gak berani tidur lagi karena takut besok pagi gak bangun lagi.

Kalau mendengar cerrita ibumu, sepertinya setiap hari dia deg-degan khawatir engkau sudah tidak hidup lagi, karena dibutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk membangunkanmu - setiap pagi.

He he … itu mati suri, Om.
Tapi yang bener nih, aku ini takut mati.

Sesungguhnya, ketakutanmu yang paling besar bukanlah kematian, tapi hidup dengan berani.

Takut hidup?

Bukan, takut hidup dengan berani.

Khan hidup ini banyak resikonya?

Ya, betul sekali. Hidup ini banyak sekali resikonya. Semua tindakan ada resikonya.
TAPI, yang seharusnya kau takuti bukan yang bisa terjadi karena upayamu.
Yang harus kau takuti adalah KEPASTIAN bahwa hidupmu tidak akan baik, jika engkau TIDAK berupaya.

Lho, bertindak itu khan ada resikonya?

Ya, ada resikonya, dan ada hadiahnya.

Tapi kenapa tadi Om bilang ada kepastian susah?

Jika engkau tidak mengupayakan kebaikan, yang kau dapat adalah keburukan.

Itu pasti.

Pasti.

Memang bener?

Wani piro?

Kwk wk wk …

Jadi, kalau tidak berupaya punya uang, jadinya punya utang?
Gitu?

Super sekali!

Kalau punya utang, gak boleh bayar pake uang utang lagi.
Gitu?

Wah wah, super sekali!

Tapi, untuk apa punya uang kalo aku mati?

Kapan?

Apa?

Itu, rencana matinya?

Lho, khoq Om tanya gitu?

Lho, yang rencananya punya uang, terus mati itu tadi siapa?

Itu seandainya, … masa' sih Om gak ngerti.
Itu seandainya …

Seandainya kamu mati, gitu?

Ya …

Kapan?

Lho … gak tau lah?
Masa' aku rencana mati?

Lho? Mati itu tidak perlu direncanakan.

Memang kenapa?

Ini anak, gimana sih?
Hidup gak ada rencana, tapi mati direncanain?

Ituuu … ih, aku cuman mau tanya, gimana kalo aku mati?

Mati itu … yah mati.

Gimana itu?

Yah diam saja, tidak bernafas, dengar orang bicara tapi tidak bisa menjawab, jantungmu tidak berdenyut, dan kamu tidak harus bangun besok pagi.

Wah enak dong?

Lho apanya?

Itu, gak harus bangun paginya …

He he …

Tapi mati itu khan gak enak ya Om?

Wah, saya harus tanya sama yang pernah.

Pernah apa?

Sebentar … kamu sedang demam ya?

Kenapa Om?

Aduuh … ini mungkin sebabnya banyak orang tua berharap ada anak yang kalau bisa tidak perlu dilahirkan.

Iya memang. Itu orang tua yang gak bersyukur.

Ooh Tuhan, … apakah kesalahan yang memantaskanku bagi penderitaan seperti ini?

Sabar Om. Tuhan akan maafin Om, kalo Om menyesal …

ng … ng … ng …

Kenapa Om?

Nggak, saya sedang berpikir, bagaimana yah … caranya menasihati anak muda yang takut mati, sampai lupa hidup dengan sepenuhnya?

Gampang Om, bilangin aja kalo mati itu, udah pasti.
Tapi hidup dengan baik sampe sukses itu belum tentu, kecuali kalo dia berupaya.

??? … ??? … ???

Kenapa Om, gak pernah denger nasihat kaya' gitu?

Iya … terus …?

Yah gitu deh! Jangan banyak ngeluh. Menua itu pasti, tapi mendewasa itu pilihan!

Waw … terus?

Yah … Kehidupan yang tidak berani, bukanlah kehidupan yang menarik.

Itu dengar dari mana?

Dari MTGW?! Masa' Om lupa omongannya sendiri?!

Oh … terima kasih. Om-mu ini memang sudah tua, dan harus diingatkan dari waktu ke waktu.

Yah … ikhlas aja Om, memang usia gak bisa ditolak.

Super sekali! Saya sungguh kagum.

Ah jangan gitu, Om. Pujian itu biasa bagiku. Aku rindu dibenci.

Hk hk hk … ha ha ha ... gubraak .. oh MAIGAD!!!

Udah, sana gih Om, jalan dulu … nanti dicariin Tante Linna.
Be good!

??? … ??? …

-----------------

Sahabat saya yang baik hatinya,

Untung dia meminta saya pergi, kalau tidak - entah apa yang terjadi. Saya mungkin tidak akan bisa mencegah keinginan saya untuk menyiksanya.

Kita lanjutkan nanti dalam Interview With MT berikutnya ya?

Mario Teguh - Loving you all as always

0 comments: